Pages

Saturday 3 July 2010

the rule of shopping by me


  • 1. Don’t buy stuff because they are cheap or on sale, in the other hand, afford and buy things that you are really dying wanted to even though they are amazingly expensive

    2. Distinguish NEED and WANT. Just admit it if you want

    3. If you accustomed to get things you want, think how would it feel when you couldn’t get what you want

    4. Think and remember stuffs that you had already at home. Bunch of shoes, bunch of clothes, pile of bags, and many others

    5. Hard to decide? Leave it for couple of days and if you still thinking about it every time, then have it (be honest yaa)

    6. Why don’t you save the money instead? :D

Wednesday 12 May 2010

Gratefulness

This note is nothing to compare with your teaching really. I made it as a reminder for myself, how grateful I should be whilst experiencing things with you. Well, actually not just you, but I would say you got the biggest part of it :p

Thank you for everything. For the late chat, calls, laughs, jokes, those ‘alien’ words, and opening my eyes, that internet is not just Facebook, and Twitter :p . Thanks for the ‘business’ things we did, and helping me with its problems (which actually never gone), haha . Looking forward to bringing you another problems :D. Then beautiful days we had, and the time (relatively shorts times) we made up. The stupid silly goofy things I made, but then I learn not to regret what I’ve done. Thank you for remind me that I am more than what I could be actually, but I was just slipped and forget for a while who am I and my dreams.

Thank you for bringing me up in d top of happiness and knocked me down to the bottom of hell and show that life has two sides. Thank you for showing me that money is not always the things that give you bliss, in fact, loving and being loved is more precious (but don’t forget, we still need money tough.lol). Thank you for the (little) hart break-with no heartache (I promise :D). Thank you for depicting mean of love beyond its own meaning. Thank you for telling me not to give up easily in any ways. Including not to give you up (but then in this case I did):)
However, this is the amazing bit, thank you for pointing me to think from outside the box-how it feels if you were actually someone else, how I shall not selfish, accepting and be humble. To listen and see things closer in details, and not to judge things easily.

And after all those sweet things, thank you for letting me go, to see things further away than it should be. Thank you for teaching me to think laterally. Mentoring me to face truth no matter how horrible it is. To accept that not everything we want should be ours. Thanks for being cold, extending my patience. Thanks for implying that give up doesn't always mean loose. Thanks God I still have heart and brain to write these thankfulness’. And you are a good teacher indeed, without being thought you let me find the answers and conclude every material you gave.

Big thanks for you big boy. :)


Peace and love,
Me

Saturday 6 February 2010

bersyukurlah, wahai kalian anak-anak Indonesia

Mungkin sebagian orang akan menganggap kalau tulisan ini dibuat hanya berdasarkan pengamatan satu sisi saja, memang benar. Bukan maksud saya menjelek-jelek kan suatu kultur atau negara lain, tapi ini hanya untuk mengingatkan betapa berharganya nilai suatu pribadi sebagai ANAK INDONESIA. Kadang kami (anak Indonesia) lupa bagaimana kami harus mensyukuri keberadaan kam dan orang tua kami. Kami sering membanding-banding kan bagaimana enaknya hidup di luar negri, bersekolah di Australia; Singapore; Amerika; atau mana saja, dengan alasan hidup yang lebih enak dan menjamin. Disisi lain, setelah saya mengamati, merasakan, dan melihat kehidupan di negri orang, spontan saya menyimpulkan : "Berbahagialah kami sebagai anak2 Bangsa Indonesia, yang dibesarkan dengan adat Indonesia oleh orang tua tercinta kami :)" Dibawah ini hanyalah beberapa kasus-kasus kecil dan sederhana dari pengalaman saya hidup di negri orang. Mereka ditulisan ini saya artikan sebagai anak2 yang dibesarkan dengan kultur barat oleh orang tuanya.

Mulai kami kecil,
  • Kami tidak dititipkan ke penitipan anak atau "day care" oleh orang tua kami, kami dirawat hingga kami dirasa cukup manidiri untuk lepas dari orang tua. Kalaupun dititipkan, kami tetap dirawat oleh anggota keluarga atau orang terdekat yang juga menaruh kasih sayang sama seperti orang tua kami. Karena orang tua kami berpikir anaklah yang terpenting, bukan perusahaan tempat kerja yang menuntut orang tua mereka untuk cepat-cepat kembali bekerja dan menghasilkan uang.
  • Orang tua kami selalu merawat kami dengan kasih sayang, menggendong dengan "bedhong" walau terasa lelah dipundak. Daripada di bawa seperti "tas ransel" disaat orang tua mereka terlalu sibuk untuk mengurus mereka sambil bekerja.
  • Sesuatu yang sangat kerap dan menyedihkan dalam kultur barat, orang tua mereka biasa membiarkan anaknya menangis meraung2 (hanya karena masalah sepele) di tengah jalan di keramaian, berguling-guling di jalan, sampai semua orang melihat mereka (bahkan mungkin tidak lagi karena orang-orang disekitar sudah terbiasa melihatnya). Kami di perlakukan seperti layaknya anak yang berharga, dijaga, agar kami tidak sampai menangis meraung-raung. Karena orang-orang disekitar kami akan mengira orang tua kami lah yang buruk ketika kami menangis tidak karuan.
  • Ketika kami mulai belajar berjalan, kami di "tetah" dengan sangat hati-hati oleh orang tua kami, di ajari pelan-pelan sampai kami bisa berjalan dengan lancar. Dan ketika kami jatuh, cepat2 orang tua kami membantu kami bangun dan berjalan lagi. Tidak seperti di barat, orang tua mereka menggunakan tali kekang (seperti binatang peliharaan) yang diikatkan pada badan anak mereka dan berjalan sambil memegangi tali kekang itu agar mereka tidak kesulitan beraktifitas sambil mengurus anak.
Lalu ketika kami remaja,
  • Kami sering mendapatkan pelajaran "extra" di luar sekolah. Entah kursus privat, bimbel, musik, atau olah raga. Orang tua kami ingin anaknya mendapatkan banyak ilmu dan berprestasi disekolah. Tidak seperti disini, justru karena mahalnya biaya hidup dan lain-lain, sangat jarang anak-anak mereka mendapatkan tambahan pengetahuan di sekolah. Memang mungin mereka sangat cukup hanya bersekolah, tetapi hubungan sosial di luar sekolah saya kira merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan.
  • Orang tua kami selalu menanyakan hasil ulangan kami, atau bilamana kami ada PR atau tugas di sekolah (kami kadang berpikir orang tua terlalu ikut campur?). Itu untuk menunjukkan betapa mereka peduli dengan nilai-nilai kami untuk bekal kami di masa depan kelak. Disini, mereka dituntut untuk sangat mandri, bahkan terlalu mendiri untuk mengambil setiap keputusan dalam hidup mereka. Karena orang tua mereka tidak berkecenderungan membanggakan anak-anaknya dengan orang tua lain. Dimana anak Indonesia diharapkan menjadi kebanggaan orang tua nya masing-masing.
  • Permasalahan kali ini cukup sensitif, masalah uang. Orang tua mereka mengatakan dengan jujur "tidak, ibu tidak punya uang" ketika anak mereka meminta uang saku hanya untuk makan atau bersenang2 di akhir pekan. Tapi saya rasa, orang tua kami, tidak ingin melihat kami kecewa dan sebisa mungkin memberi kami uang agar kami tidak kecewa dan sedih. Lagi-lagi ini karena mahalnya biaya hidup di negara barat, orang tua mereka pun sangat "itung-itungan" dalam hal uang sekecil apapun.
  • Disaat anak-anak barat berumur 17 tahun, mereka sudah harus mempersiapkan segalanya untuk meninggalkan rumah orang tuanya. Mereka sudah selayaknya hidup sendiri dan bahkan membiayai uang kuliah mereka sendiri. Beberapa orang tua masih mau "meng-utangi" anak-anak mereka untuk kuliah dimana utang ini akan dibayarkan ketika mereka sudah cukup mapan dan bekerja. Kami, anak Indonesia, tidak perlu repot2 melakukan semua ini karena seluruh hidup kami memang selayaknya di support oleh orang tua kami, hingga kami dewasa.
  • Anak-anak remaja disini tidak mengenal kepopuleran dan kecangihan sebuah "Blackberry-dunia dalam genggaman" :p .Blackberry atau iphone disini adalah gadget yang sangat luar biasa berharga yang tidak pantas dimiliki oleh anak2 remaja. Itu adalah handpone orang tua mereka. Menginginkannya saja mereka tidak pantas. Karena bagi orang tua mereka, anak-anak belum selayaknya mendapatkan fasilitas yang sebegitu mewah dan menyenangkan. Bersyukurlah kalian yang memiliki Blackberry, apapun tipenya. Karena anak-anak remaja disini akan terheran-heran melihat kalian memilikinya.
Tapi, ketika kami dewasa,

dengan semua fasilitas dan kasih sayang yang kami dapat, tidak sepantasnya kami melupakan orang tua kami kelak seperti anak-anak barat melupakan kasih sayang orang tuanya dan menitipkan orang tua mereka di panti jompo. Kami berkewajiban memberikan kasih sayang yang minimal sama, tanpa menghitung secara matematis apa yang telah diberikan orang tua kami selama kami hidup. Dan satu hal yang sangat mudah dan wajib kami lakukan :
"bersyukurlah kepada Tuhan, anak-anak Indonesia, karena orang tua yang sangat menyayangi kalian dalam bentuk apapaun dan ucapkanlah doa untuk orang tua kalian disetiap doa kalian ♥"

Monday 18 January 2010

Which one is better?

18 Januari, brighton, UK



Baru dua hari yang lalu saya kembali lagi ke brighton, Uk, untuk kembali belajar setelah liburan ke Indonesia yang cukup panjang, satu bulan.
Things happened unpredictably, uncontrolled, and shockingly. Semuanya. Mulai dari awal kedatangan saya, waktu saya bersama teman, keluarga, dan saudara, sampai detik2 terakhir saya harus kembali lagi. Di awal, sangat malas dan bosan rasanya berada di rumah. Kebiasaan saya yang sangat amat teratur di UK, orang2 yang selalu tepat waktu, semua fasilitas umum yang baik dan tersedia dengan mudahnya membuat saya selalu berpikir bahwa tinggal di UK sangat amat lebih baik dan nyaman. Saya gagal membuat jadwal bermain dengan teman2 saya di Jogja, karena waktu berjalan begitu cepat saat di UK, di akhir term ketika saya berkutat dengan tugas2 akhir sekolah yang menggila. Dan saya tidak sempat mengatur itu semua. Oke, I let everything flows. Sampai akhirnya kontrol pada diri saya hilang begitu saja dan saya lupa kalau saya tidak boleh 'overexited' dengan liburan kali ini. Saya begitu menikmati tiap pertemuan dengan kelompok2 teman yang berbeda. Mulai dari kencan dengan sahabat kyutis, Rasda Diana, sahabt kecil saya,Ira Tania, taun baru dengan anak2 padmanaba, kumpul dengan beberapa 'gang' : Slebor, Cookies, Toa, Six For Dance, dll. Anyway, TOA was the greatest part. :)
Saya inget benar betapa saya menanamkan dalam2 pada diri saya untuk tidak terlalu membesar2 kan liburan ini. i will just have A BIT fun. Tapi, pada kenyataannya?
I HAD TOOOOOO MUUUUCCCHHHH FUN. dan bisa dipastikan, sangat tidak baik bagi saya ketika saya harus kembali ke UK. Beberapa hal terasa seperti dari awal lagi, 'malas' rasanya, itu yang biasa saya katakan pada diri saya. Apalagi, saya meninggalkan sesuatu yang indah tepat disaat2 terakhir. Dan rasanya seperti waktu ingin saya hentikan saja dan tidak kembali ke UK.

Saya sangat sadar, bahwa kontrol yang ada di dalam diri saya ini sangat aktif, bahkan hyperactive, saat saya berada di UK. Karena dengan sendirinya, saya menekan diri saya untuk bisa survive sebaik mungkin. Sedangkan di jogja? Semua berjalan sangat menyenangkan dan nikmat tanpa beban dan saya benar2 'sak karepe dewe'. Hal sederhana : MOBIL. Saya sangat mencintai swift AB 1411 DA saya itu. Dibandingkan disini, dimana saya harus naik bus dan jalan kaki tiap hari? berada di jogja jauh lebih nikmat :D
Tapi dibalik semua kenikmtatan itu, saya sadar bahwa ini sedikit tidak baik bagi pembentukan karakter saya. Sangat mudah menjalani hidup di jogja, dan ketika saya terlena dengan semua itu? saya hanya akan jadi anak mami papi yang manja dan bisanya cuma bersenang2. Mo jadi apa kelak? *sigh

Tuhan ku memang ajaib :)
dibalik segala kesusahan yang saya alami, selalu saja ada makna besar yang jauh berarti dan mungkin sedikit susah untuk dipahami. Saya sadar bahwa pilihan yang saya jalani sekarang ini tidak lah salah. Sangat amat benar. Hanya saja beberapa proses menjadi sedikit lebih sulit untuk dijalani.
Well, tulisan amburadul ini hanya untuk mengingatkan saya bagaimana seharusnya saya bisa berpikir, bersikap, dan bereaksi secara jernih disaat saya sedang kalut seperti ini. Untuk seseorang yang saya harap akan membaca tulisan ini dan mengerti apa maksud saya, thanks for the beautiful moment we had :)
love u .